Persib Bandung harus mengubur impiannya melaju ke babak selanjutnya usai dikandaskan pusamania borneo fc dengan skor 2 gol tanpa balas. pada pertandingan yang digelar di stadion delta sidoarjo itu Djajang Nurjaman memainkan formasi kojo 4-2-3-1. Kuartet bek diisi oleh Pardi-Abdul-Jupe-Toncip. Tepat di depan mereka ada dua orang gelandang kharismatik, Mas Hariono dan Bang Firman Utina. Selain bertugas melindungi kuartet pertahanan mereka juga menyokong pergerakan Gian Zola di gelandang serang bergantian dengan Makan Konate menjadi Wide Playmaker di sisi kiri dan di kanan penyerangan ada Febri Bow. Ilija Spaso bertugas sebagai ujung tombak.
Masalah Mental
Kekalahan Persib lebih pada kekalahan mental dan kejiwaan dibandingkan urusan formasi dan taktik strategi. Dua orang maung ngora bukan masalah bagi taktik Djanur, keduanya jelas sudah membuktikan mampu mengimbangi permainan senior-seniornya. Di babak kedua, ketika semua pemaen senior bermain dan menggunakan taktik andalan, tetep weh maen ngacavruk dan jauh dari standar permainan persib musim lalu.
Awak mah di jero lapang, tapi hate jeung pikiran teuing dimana. Aya ragana, eweuh jiwana.
Sedih pisan ningali permaenan jiga kitu. Sedih pisan ningali bobotoh geulis cirambay saat Bli Made kagolan nu kadua. Sok hayang maturan ceurik si neng eta. Jauh-jauh ka sidoarjo, dibere permaenan jiga kitu. Kalau dia butuh bahu untuk bersandar, aa siap memberikan.
Karena mental dari awal memang sudah tidak siap, maka jalannya permaenan tidak sesuai rencana Djanur. Secara formasi, permainan Persib lebih rapih dan terstruktur, tidak bringka seperti di dua pertandingan sebelumnya. Tapi, pergerakan mereka tertutupi oleh daya juang yang kurang. Hampir selalu kalah di setiap perduelan.
Supardi yang bermain sebagai bek kanan luar tidak menjalankan tugasnya dengan baik, kerap posisinya menggantung antara menyerang atau bertahan sehingga menciptakan celah besar di sisi kanan pertahanan persib. Gol pertama yang diciptakan Sultan Sama pun tercipta akibat lengahnya Bang Pardi mengantisipasi serangan balik. Ketika para pemain pbfc melancarkan serangan balik cepat, Pardi ini masih jogging di garis tengah lapangan. LAPUR! Praktis Sultan Sama tinggal berhadapan dengan Abdul yang kita ketahui sendiri bila ia berhadapan 1 lawan 1, mun teu pelanggaran nya kaliwatan.
Abdul dan Pardi payah banget deh kalian. Di babak kedua ada momen ketika Dzumafo bisa menyundul sepak pojok di tiang jauh. Itu karena Pardi ngeluk, lainna ngajleng nyundul bola. Sedangkan Abdul ku Terrens wae bisa eleh duel udara. Sedikit-sedikit ngajoprak setelah eleh duel. Dek sare mah di imah weh Dul.
Di lini pertahan praktis hanya Jupe dan Toncip yang bekerja dengan sepenuh hati. Sering kita lihat Jupe berjibaku sendirian untuk mengamankan gawangnya agar tidak kebobolan, tak jarang ia juga memenangkan duel melawan Dzumafo. Setelah pertandingan terlihat bagaimana Jupe sangat terpukul karena kalah dan dipastikan tidak lolos. Jupe juga meminta maaf kepada bobotoh melalui medsosnya. Permintaan maaf Jupe lewat medsos itu sungguh perlu kita apresiasi. Jaman baheula mah aya mantan nu geus mah eleh, malah cavruk soal sofa di twitterna. Huft.
Kata jupe gini pic.twitter.com/GTADxNg06t
— TRIBUN BOBOTOH (@tribunbobotoh) November 28, 2015
Sementara Toncip menjaga sisi kiri pertahanan persib relatif lebih aman, setidaknya ia mampu mempersulit pergerakan Arpani, teu jiga Bang Pardi. Mungkin Bang Pardi teu khusyu basa solat magrib.
Mas Har dan Makan Konate
Lini tengah tak kalah cavruknya, Mas Har yang bertugas sebagai pemutus serangan lawan bermain di bawah standar permainanya. Tak lagi lugas, penampilannya semalam dipenuhi keragu-raguan, hasilnya Sultan Sama dan Popon dengan mulusnya melepaskan passing ke kiri, ke depan, ke kanan pertahanan Persib.
Pada proses gol kedua, jika saja Mas Har wani sleding tekel Terrens saat dia cut in ke tengah, mungkin tidak akan terjadi kebobolan yang kedua untuk Persib. Well, tapinya Bang Har memang hupir sendirian mengamankan ruang di depan bek. Bang Utina kerap terlambat turun. Hasilnya Mas Har Cuma bisa lari-lari ngejar jiga keur uucingan. Dipermainkan barisan penyerangan pbfc.
Tak mau kalah dengan performa negatif pemain lainnya, Konate pun menunjukan performa yang buruk. Kecurigaan kami muncul, semenjak ulin jeung si Nabil Waduk, Konate jadi kieu pisan maenna. Konate yang dulu bukan konate yang sekarang. Makan Konate yang kita kenal memiliki mobilitas yang tinggi, jago dribbling, passing ok, penyelesaian akhir joss. Semua kelebihan itu hilang seketika saat persib berhadapan dengan pbfc.
Entah memang taktik Djanur atau sebab lainnya, Konate yang biasanya rajin turun membantu pertahanan malah sering megat aci di depan. Sementara Spasojevic harus ngesang nepi ka kanyut-kanyut lari dari ujung lapangan memebantu pertahan, dari satu kotak penalti ke kotak penalti lainnya. Tega barudak memperlakukan seorang striker bertipe sperti Spaso untuk turun sangat dalam membantu pertahanan. Begitu sampai didepan kaburu leuleus. Percuma!
Miss passing dan dribble yang kerebut sering Konate tunjukan. Ada satu momen ketika Konate tinggal berhadapan dengan kiper Galih namun kadon digabredkeun! Aslina asa lain si konate! Dasar welu sia Nabil!
sampai detik ini yg mainnya spirit cuma jupe dan spaso. yg lainnya down.
— Sldgtkl. (@SeledingTekel) November 27, 2015
Para Pemaen Ngora
Kedua pemain ngora menunjukan performa yang lebih baik dari pada beberapa seniornya. Gian Zola yang beroperasi di sisi kiri dan tengah bergantian dengan Konate, mampu merepotkan Diego. Tak jarang ia harus dijatuhkan Diego ataupun Arpani untuk menghentikan pergeraknnya.
Tak kalah apiknya penampilan Febry Bow. Beberpa kali ia dengan step over andalan dirinya mampu mengecoh Risky Pora dan melepaskan umpan silang ke pertahanan pbfc. Semalam itu seakan seniornya diajari bagaimana melepaskan crossing dan coner kick yang baik oleh Zola maupun Bow.
Secara keseluruhan Persib Bandung bermain buruk dan mengecewakan. Hengkangnya Vladimir Vujovic benar-benar harus dibayar mahal oleh kinerja Persib. Sekarang Persib tinggal maen sekali lagi kemudian mungkin dibubarkan sampai liga dimulai. Teu beunang pialana, ala pengalamanna.
https://twitter.com/vladoluna24/status/670353371044429824
Kami tidak akan pernah berhenti mendukung Persib. Kalian yang berjuang terus sampe hah heh hoh, hatur nuhun! Kalian yang maen butut, segeralah insyaf.
Pemaen datang dan pergi, bobotoh panceg dina galur. Bagimu Persib, Jiwa Raga kami!
Sampai jumpa lagi.
follow kami di twitter @stdsiliwangi