Sebelum soal Bang Utina, izinkan si kami bikin disclaimer dulu. Kami di stadionsiliwangi.com hanyalah bobotoh biasa, sama seperti jutaan lainnya. Jujur saya sendiri baru bisa menikmati nonton Persib saat sekolah SMA, walau sudah ikut mendukung Persib dari jaman budak olol leho keneh.
Jika situs lain atau penulis lain memilik privilege untuk bisa mengobrol langsung dengan pemain dan manajemen, kami mah tidak. Kami tidak pernah mengetahui cerita di balik layar Persib atau pemaen atau Wak Haji atau siapapun di Persib. Memang ada penulis kami yang lulusan UNI dan berkawan dekat dengan Dado, Jamul, dan Rizki Bagja, tapi suer teu bisa diandalkeun si eta mah.
Kami pun bukan orang-orang yang ahli dalam hal sejarah Persib. Apa yang kami lakukan pada dasarnya hanyalah menghimpun apa yang tersebar di internet, mengolahnya sehingga jadi sebuah tulisan, moga-moga emang layak dibaca oleh bobotoh yang lain. Ditambah beberapa hal yang memang bisa kami ingat setelah dialami secara langsung di stadion. Modal kadaek jeung usaha memaksimalkan hasil di google.
Urusan analisis taktik, saya ingat pada kuliah umum yang diisi oleh Farhan dulu pas masih kuliah. Kata Farhan, kemampuan paling gampang dipelajari adalah kemauan memperhatikan hal-hal kecil yang mungkin dilewatkan oleh orang kebanyakan. Itulah dasarnya, memperhatikan detil-detil pertandingan Persib yang mungkin dilewatkan oleh orang lain. Karenanya, lalajo langsung di stadion sungguh mengasikan. Bisa memperhatikan sampai ke perihal berapa kali seorang Ferdinand Sinaga gogodeg karena kecewa atas operan Toncip di pertandingan Persib lawan Semen Padang yang berakhir kekalahan pertama di musim 2014. Hal-hal semodel kitu.
Selain itu, tentu saja kami belajar dengan membaca. Maksakeun maca dan coba memahami tulisan Michael Cox dan ZonalMarking-nya, Jonathan Wilson lewat inverting the pyramid, Richard Hall dengan GentlemanUltra, dan Simon Kuper yang puji syukur soccernomics ada yang mau nerjemahin ke bahasa endonesia. Stadionsiliwangi sendiri banyak dipengaruhi dan terinspirasi oleh arseblog.com nya Tim Stillman, Andrew Allen dan kawan-kawan Gooners di enggris sana.
Hamdalah kemudian ada Mang Zen cs dan mengbal, disusul kemudian PanditFootball dan booming twitter. Kami sungguh terbantu untuk belajar. Niat awal kami memang sekadar hayang ngabobotohan lewat tulisan, biar dukungan kami tercatat dengan abadi. Kan kata pram juga, menulis adalah pekerjaan keabadian. Perihal bener atau salah, jelas tulisan kami loba salahna, nyeungkeun dihapunten weh perihal eta mah.
@bus