Mari memulai dengan ngabahas gol dari Vlado yang bajunya seksoy dengan belahan dada kamamana. Gol itu jelas menyelamatkan Dejan, memperpanjang napas Dejan untuk sementara waktu. Teu kagok, official Persib mah sampai bilang Persib SUKSES jaga tren. Emang sih, alus oge melihat suatu hal dari sisi positifnya, “selalu mendapatkan poin dan tak terkalahkan.” Tapi teu kitu oge meur. Tren hese ngagulkeun juga sukses dijaga oleh Dejan, dan itu Big No No. TEU!
Posisi Vlado saat mencetak gul itu tidak lebih enakeun dari sedikitnya 3 peluang Lord Atep, 2 peluang Encos Belencoso, dan 1 peluang Ino Pugliara. Pertanyaannya, kenapa Vlado bisa ngagulkeun tapi yang 3 henteu? Secara teori bisa jadi karena composure (ketenangan) Vlado di kotak penalti lebih joss dibandingkan 3 kompatriotnya yang notabene adalah anggota grup wassap lini serang Persib. Hal lain adalah, di situasi kemelut kiper Alfon (karek apal kami bagaimana gantengnya dia, selevel dengan Meiga ternyata) riweuh sorangan berbeda ketika situasi satu lawan satu dengan Lord Atep, dimana justru Lord Atep yang Suheri, Suka Heboh Sendiri.
Gul itu semakin menegaskan signature gul dari Persib Class of Dejan. Set piece, kemelut, gul semi hoki. Tai kucing digulaan bere bungkus lumpia ge jadi pisang aroma. Persib Dejan luarna jiga pisang aroma, menarik hati can pernah eleh, tapi jerona hasyeum bau.
Kata Dejan:
“Kita datang kesini mau curi poin 1 atau 3 seringkali kalau tamu curi poin itu bagus sekali. Lagi, kalau aku lihat peluang kita bisa menang hari ini. Of course sebagai pelatih ambil 1 oke tapi 3 lebih bagus lagi,” [simamaung.com]
Iya 1 poin dari kandang lawan itu bagus coach, hanya dan hanya jika anda melatih Persela Lazio dan meraih 1 poin itu dari Persib saat maen di Bandung. Karena ini Persib dan kita melawan tim yang belom bisa mencetak gul di 3 pertandingan, 1 poin itu butut Coach, apalagi permaenan juga butut rariweuh tanpa ada kekompakan dalam menyerang. Kaditu-kadieu, bringka.
Dari awal ketika pra pertandingan anda bilang target 1 poin, itu sudah mengkhianati Persib dan Bobotoh. Masa iyah kita, Persib sebagai salah satu kesebelasan paling sukses di liga indonesia pasang target cuma imbang dengan tim langganan degradasi. Teunteuingeun. Akan lebih memotivasi pemaen dan bobotoh untuk mendukung jika dari awal anda bilang, Target kami membantai Persiba di kandangnya dan membawa oleh-oleh 3 poin! Ieu mah, kumeok samemeh dipacok. Mental didinya lemah boossss!
Wasit GBLG, Lini Serang GBLG+
Wasit Maulana Nugraha ieu parah pisan, membiarkan kekerasan terjadi di lapangan. Masa iyah manehna teu apal bahwa Persatuan Silat Balikpapan ini sudah banyak memakan korban pemaen cedera, pun ketika pertandingan baru mulai itu Ino Pugliara langsung menjadi korban berikutnya. Sudah seharusnya wasit langsung ambil tindakan dengan tegas memberi kartu setiap permaenan kasar. Bukan cuma permaenan kasar Persiba kepada Persib, tapi juga pemaen Persib yang beberapa kali nuar pemaen Persiba. Semakin dibiarkan api dendam semakin membara, dan pertandingan menjadi semakin bahaya. Wasit diam saja GBLG.
Lebih GBLG lagi, Maulana yang kalo disidik-sidik raraynya mirip Lord Atep, mungkin nanti kalau sudah tua Lord Atep bakal kayak gitu tampangnya, memberi kartu kepada Vlado karena duel udara sambil sedikit mengayungkan lengan, sedangkan si taeun Toshiba Persiba yang bikin Ino kudu dijait kepalanya tidak dapat kartu. GBLG! KHD! KZL!
Dengan wasit yang membiarkan kekerasan terjadi di lapangan, lini tengah geus moal baleg dalam mengatur permaenan, maka sekecil apapun peluang harus bisa dimaksimalkan menjadi gul. Eh ontohod moyan, lini serang Persib malah membuang-buang segala jenis peluang.
Ino menunjukkan bagaimana kelasnya saat ini ketika membuang peluang di menit 5, dua bek persiba sudah ketinggalan langkah, eh bola ditekuk karena galau mau oper ke Belen atau tendang langsung. Padahal jika peluang itu bisa dimaksimalkan jalannya pertandingan akan lain. Persiba bakal tetep maen kasar, karena mereka persatuan silat balikpapan, tapi mental mereka gak akan cukup untuk mencetak gul membalikan keadaan. Persib bisa lebih mungkin meraih gul-gul lainnya. Sayang sekali Ino Pugliara kamu tidak sekelas dengan Makan Konate.
Kemudian ada Lord Atep yang masuk menggantikan Ino, eweuh pisan jigana operan Lord Atep di sepertiga area pertahanan Persiba yang nyambung ke temennya. BUTUT pisan kualitas operannya. Lebih GBLG lagi bagaimana Lord Atep membuang 3 peluang bersih dia, 2 di situasi satu lawan satu dengan kiper dan satu dari clearance butut bek Persiba. Padahal dari 3 itu cukup satu weh yang masuk lah, teu ngarep manehna hattrick oge sih, hoream cape push up loba teuing. Tapi satu pun tidak bisa digulkan.
Sama juga dengan Encos Belencoso yang membuang 2 peluang bagus. Satu dari bola muntah Lord Atep, sambil balik badan, gawang udah kosong dan ka sisi dong eta najongnya. Kokoredeun sukunya. Peluang lainnya dari umpan silang entah siapa yang jadi bola liar dan jatuh di area selangkah di depan kiper, posisinya di antara Encos dan kiper, walau Encos dijagaan dan susah bergerak, penyerang handal dengan naluri mencetak gul bagus pasti bisa mengkoversi peluang susah itu jadi gul, terutama karena letak bolanya yang bahaya untuk kiper. Eehh wakwaw deui wae.
Ini sih udah bukan kategori butut. Ini sih GBLG.
Hasil akhir pertandingan pekan ke 4 ISC antara Persiba melawan Persib adalah 1-1. Gul pinalti Matsunaga Shohei karena Vlado handball dibalaas Vlado dari tendangan pancong saat kemelut akbiat sepak pojok. Dejan belum pernah kalah. Belum pernah menang away.
Sampai jumpa lagi. Bagimu Persib Jiwa Raga Kami.
@bus
Follow kami di twitter @stdsiliwangi