In Defense of Djanur’s Striker Saga

stadion siliwangiSurvey cepat di twitter dan artikel-artikel soal seleksi penyerang persib, beserta komentar-komentar yang mengiringinya, terlihat bahwa bobotoh kecewa dengan keputusan Djanur yang tak kunjung mengontrak penyerang utama yang dibutuhkan persib. Lebih tepat jika sebenarnya bobotoh lelah dengan proses seleksi ini. Kini drama ini bahkan sudah menjadi sebuah dagelan, ketika 11 pemain sudah tercoret dari seleksi. Satu tim berisi penyerang semua sudah bisa dibentuk.

Well, melihat rekam jejak Djanur soal pemilihan pemain, kami rasa yang terbaik saat ini adalah menyerahkan semuanya kepada Djanur. Djanur mungkin layak dikritik soal taktik dan strategi permainan. Tapi urusan scouting pemain, Djanur adalah salah satu yang terbaik yang pernah memimpin Persib. 

Ketika ditunjuk menjadi pelatih persib di tahun 2013, Djanur tidak banyak berbuat dalam hal transfer pemain. Musim lalu bisa menjadi barometer dalam hal atribut penilaian pemain Djanur. Djanur bukan saja bisa mengerem Wak Haji untuk membeli pemain berdasarkan nama, atau kepercayaan berlebihan terhadap agen pemain, Djanur secara tidak langsung memperbaiki kebijakan transfer persib.

Di musim-musim sebelumnya, persib terbiasa menjadi tempat persinggahan sementara bagi pemain. Memang salah satu sebabnya karena manajemen sering mengganti pelatih. Membuat perombakan total adalah hal yang lumrah. Musim 2013 ada 8 pemain yang masuk di awal musim kemudian keluar ketika liga kelar. Musim sebelumnya lebih edan dengan 16 pemain masuk dan keluar di musim yang sama. Total di era Wak Haji ada 41 pemain yang kelakuannya begitu, masuk di awal musim, keluar pas liga beres.

Musim lalu adalah sebuah titik baru bagi persib. Rekor karena di era Wak Haji hanya ada 2 pemain yang masuk dan keluar di musim yang sama. Salah satu dari dua pemain tersebut pun memang sebuah flop transfer. Djanur tidak punya waktu dan pilihan lain ketika dengan terpaksa menyodori Djibril kontrak untuk ditandatangani. Pun, sebenarnya Djibril gak goblog-goblog amat karena tampil bringas di 5 pertandingan awal musim 2014. Goalibaly sempat membuat kita bisa move on dari Sergio.

Sebagian besar pemain pilihan Djanur di musim lalu berhasil menjadi tulang punggung persib. Vlado kokoh di belakang, membuat kita lupa bahwa di awal musim pencoretan Abanda sempat membuat bobotoh kecewa. Tantan bisa bermain serba guna, kiri, kanan, penyerang tengah. Tantan adalah pengganti yang joss ketika Haji Ridwan berangkat ibadah ke tanah suci. Kehadiran Tantan membuat Lord Atep kembali bergairah, 6 gol di musim lalu menyamai pencapaian terbaik Lord di tahun 2011/2012. Persaingan memperebutkan sisi kiri membuat Atep mau tidak mau berkembang, di musim sebelumnya Atep enjoy tanpa saingan dan bermain sakumaha aing sampai mendapatkan gelar Lord. Taufiq dan Konate dan pemain-pemain yang datang di musim 2013 kemudian bertahan hingga kini tak perlu dibahaslah yah, intinya adalah pemain yang mendapat approval dari Djanur saat akan ditransfer hampir selalu bisa berguna untuk persib.

Kini Djanur memiliki waktu, hal yang tidak dimiliki saat menyeleksi Colibaly dan Fortune Udo musim lalu. Ditambah lagi Djanur mempunyai rencana yang matang mengenai taktik musim ini, dan penyerang tengah adalah kuncinya. Maka, yang terbaik yang bisa dilakukan bobotoh adalah bersabar dan percaya kepada Djanur.

@bus

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp

Yang Lainnya