Bertandang ke Stadion Aji Imbut Tenggarong, Persib Bandung harus mengakui keunggulan Mitra Kukar 1-0 melalui gol yang dicetak oleh Carlos Raul. Gol berawal dari pelanggaran yang dilakukan oleh Rudiyana, bola mati yang diambil Zulkifli berhasil diteruskan sundulan Raul ke gawang Bli Made. Kekalahan ke 3 Djanur dari Jafri Sastra dan kekalahan ke 2 di tanah Borneo tahun ini.
Persib memulai dengan formasi andalan tapi menggunakan pemain seadanya. Melawan Jafri Sastra di kandang lawan, Djanur tidak mau mengubah formasi demi mengakomodir pemain yang tersedia. Kekalahan di Padang cukup menjadi pelajaran berharga bagi Djanur. Terutama di bagian pertahanan, Toncip terpaksa menjadi bek tengah karena dua bek tengah utama menjalani hukuman akumulasi kartu. Bek tengah lain diisi oleh Abdul, diapit Pardi dan Jasuk di kanan dan kiri. Dado yang baru sembuh dari cedera langsung dipasang sebagai starter menggantikan peran Mas Har, berduet dengan Bang Utina sebagai poros ganda lini tengah. Konate-Atep-Tantan menjadi top three di belakang Prince Yandi.
Pertandingan berjalan hampa. Baik Jafri maupun Djanur sama-sama tidak mau bermain frontal. Jafri tahu cara terbaik mengalahkan Persib adalah dengan menunggu Persib membuat kesalahan. Mitra Kukar bermain sabar menunggu momen itu tiba. Apalagi tanpa para pencetak gol andalan, penyerangan Persib tidak seberbahaya biasanya.
Tanpa Clean Sheet
Taktik sabar menanti Jafri dilayani Djanur dengan perintah kepada pemainnya untuk fokus agar tidak kebobolan. Terlepas dari kebobolan satu-satu nya, pertahanan Persib kemaren adalah salah satu yang paling fokus yang pernah dipertontonkan. Toncip dan Abdul berhasil mematikan Ronggo dan Raul. Toncip beberapa kali menghentikan Ronggo sebelum sang rekan bisnis bisa mulai berlari, karena Toncip tahu kalo keburu lumpat moal bisa diudag. Sedangkan Raul bermain bagai maen Rugby dengan Abdul. Abdul menjalankan prinsip: teu bisa nyokot bolana,
badug awakna.
Duo bek kiri-kanan luar juga fokus bertahan dan jarang membantu penyerangan. Keduanya bermain lebih dalam untuk mengantisipasi kecepatan Hendra Bayauw dan Defri Rizki. Hanya sesekali Jasuk membantu menyerang di sisi kiri, apalagi setelah Kukar sempat melakukan serangan balik lewat kanan karena turnover Jasuk, nomer 18 ini semakin hoream maju. Sebelas dua belas dengan Pardi di sisi kanan.
Pertahanan Persib semakin kokoh karena pergantian tidak direncanakan Tantan. Masuknya Taufiq membuat kualitas lini tengah bertambah. Ancaman Kukar semakin bisa dinetralisir sejak dari tengah. Hanjakal memang, penampilan baik pertahanan tidak membuahkan hasil apa-apa, karena lini depan Persib sungguh bapuks. Karunya, cape gawe teu kapake.
Tanpa Penyerang
Prince Yandi kembali mendapat lampu hijau dari Djanur untuk menggantikan peran Spaso sebagai penyerang tengah, tapi kehadirannya di tengah kotak penalti Kukar sangat tidak terasa. Pertandingan kemaren bisa jadi adalah salah satu pertandingan dimana Persib jarang sekali mengirim umpan silang. Pergerakan Yandi sering kali sangat jauh ke sayap, tanpa Tantan sebagai striker alternatif, kotak penalti Kukar bersih dari ancaman persib. Prince Yandi selalu kalah berduel melawan OK John. Kacida pisan, soalna OK John ini adalah batagor, badag tapi goreng!
Tak kalah mengecewakannya adalah Rudiyana yang masuk menggantikan Yandi. Awal-awal keberadaan Rudiyana di lapangan, dirinya tidak bisa menyesuaikan tempo dengan permainan. Rudiyana berlari kesana kemari dengan penuh semangat. Setiap saat berlari membuka ruang dan mencoba membawa bola melewati lawan, tapi pemaen lain udah leleus dan halabhab, jadinya Rudiyana ini heboh sendiri. 3 operan pertama Rudiyana tidak menemui kawannya. Pelanggaran pertama Rudiyana di area pertahanan Persib membuat kita kebobolan!
Tanpa Sayap
Permainan Persib, terutama lini tengah, sangatlah nanggung. Awalnya terlihat ragu-ragu saat ingin frontal menyerang karena hariwang dengan lini belakang. Kemudian, setelah Tantan diganti, tidak lagi hariwang dengan lini belakang, tapi penyerangnya cavruk. Padahal lini tengah Persib jelas lebih berkualitas dibanding lini tengah Kukar.
Taufiq-Dado-Utina-Konate sangat oke dalam mengalirkan bola dari belakang ke tengah. Tapi karena tipikal keempatnya mirip, Persib jelas kekurangan pemain di lebar lapangan. Lord Atep seperti bias kalau maen di kandang lawan, teuing keur mengbal atau maen golep. Atep tidak menyediakan opsi lebar lapangan. Duo fullback pun istiqomah mempertahankan garis pertahanan. Membuat Konate lebih sering ke sisi lapangan. Hasilnya serangan Persib sering mentok di sepertiga lapangan Kukar. Wassalam.
Persib punya peluang besar di Bandung. Melawan permainan Kukar yang seperti kemaren, Vlado-Jupe tidak akan ketembus. Poros ganda Persib sudah terbukti bisa menghalau kreasi serangan Kukar. Pun Batagor OKJohn mah moal bisa nagenan Zulham-Spaso. Bisa! Balas di Bandung!
Follow kami di twitter @stdsiliwangi