Latih Tanding di Jakabaring

feminisme sepakbola rakyat.

Turnamen yang Dipeyeum.

Turnamen pemanasan pra musim 2014, yang sudah dipeyeum selama setahun lebih akhirnya selesai digelar pada Februari 2015. Final teraneh di dunia dan cuma indonesia yg bisa begini. Diluar hasil akhir, ada banyak hal positif yang diperlihatkan Djanur dari pertandingan final iic semalem. Pertandingan ini pun menjadi brometer bagaimana liga akan berlangsung di musim 2015. Semacam trailler untuk taktik Djanur, permainan arema, dan kinerja wasit.

Melawan arema  tadi malam coach Djanur menurunkan line up terbaiknya. kiper dipercayakan pada Made, sementara empat bek sejajar di huni oleh Vlado, Jupe dan di kedua fullback dihuni Pardi dan Toncip. Lini tengah dipasang dua gelandang bertahan sekaligus sebagai double pivot Hariono dan Dado. Konate di posisi yang lebih maju sebagai playmaker. Sisi kanan dan kiri dipercayakan pada Tantan dan Atep yang keduanya aktif bertukar posisi untuk menyokong striker seleksi Maycon. Ini adalah pola utama Djanur.

Sebelum pertandingan dimulai, banyak yg mengunggulkan Arema dapat mengalahkan PERSIB. Rekrutan beberapa pemain anyar, plus hasil positif di SCM CUP, menambah poin plus bagi Arema. Lepasnya duo latin arema, beto dan gustavo memang sangat terasa. Mengubah gaya maen arema dibanding musim lalu. duet bek igbonefo dan fabiano gak bagus-bagus amat yah.

Kecaprukan Melawan Keberuntungan.

PERSIB sangat mendominasi babak pertama. PERSIB berhasil menguasai jalannya pertandingan, alur serangan cukup rapi, dua gelandang jangkar Dado dan Hariono bekerja sesuai fungsinya. Dado cukup kalem dalam mengalirkan bola, walau sesekali terpancing emosi oleh benturan benturan keras Feri Aman, terlalu bermain serius untuk ukuran turnamen pemanasan, kalem Do! Terlepas dari itu secara keseluruhan Dado bermain cukup apik bersama Hariono. Keduanya berhasil menghambat serangan-serangan arema dari tengah.

Konate makan ciamik memainkan perannya sebagai pemain nomer 10. Beberapa kali  Konate berhasil memberikan operan-operan matang bagi Tantan, Atep dan, Maycon namun sayang rekan-rekannya tersebut sering gagal memanfaatkan pasokan operan ciamiknya.

Pos sayap kiri PERSIB yang ditempati Atep kurang menggigit. Terobosan menusuk yg dilakukannya sering kali gagal. mungkin udah kena mental kali sewaktu diawal laga ditebas hasyeum kipuw. Berbeda dengan Tantan, anak lembang ini terlihat seperti kesetanan, cuma ya itu “aya keur lumpat eweuh keur najong”.

Penguasaan bola PERSIB, tidak terlepas dari efektifnya presing yg diperagakan para pemaen PERSIB, diperparah dengan kualitas  passing dan kontrol pemain arema yg buruk. Lini tengah PERSIB bermain lebih baik ketimbang arema. Tak ada yang istimewa dari permainan arema. Psywar Djanur tentang arema cuma modal keberuntungan memang benar.

Arema sungguh nyata beruntung, bahkan miss passing mereka saja menghasilkan penalti. Teu kagok keberuntunganna! Masalah sebenarnya bukanlah keberuntungan arema tapi kecaprukan PERSIB dalam hal penyelesaian akhir.

Beberapa peluang berhasil diciptakan PERSIB, yang paling menyita perhatian adalah striker seleksi asal brasil, Maycon Calijuri. Penampilannya jauh dari standar isl. Kemampuan teknik brasilnya masih kalah kelas oleh striker PERSIB asal brasil dahulu kala, hilthon morreira. Maycon beberapa kali menyia-nyiakan peluang yang sebenarnya santapan empuk seorang striker. Postur ideal gak ada. Sprint, nya kituwelah.  Dribble bola dan kontrol buruk, passing tidak akurat. Malah mending si mantan fs17.

Peluang emas didapat Maycon di menit akhir babak pertama gagal dkonversi jadi gol.  Bersama terbangnya peluang emas PERSIB, hilang jugalah kontrak Maycon. Ikuti kata hatimu coach!

Babak kedua dimulai, selesailah masa seleksi buat Maycon. Penyerang seleksi lainnya berasal dari burkina faso, Koh traore pencetak 25 gol dari 22 penampilan di klub sabah fa. Menjadi tanda tanya melihat penampilannya yang jauh dibawah standar. Apa mungkin masalah fisik? Penampilannya bisa dibilang moses sakyi jiid II.

Setelah pertandingan Djanur mengatakan:

” saat waktu normal dan jumlah pemain yang sama, kami masih lebih baik dari arema. Itu yang membuat kami lebih percaya diri dengan tim ini. Tinggal kelemahan kami di striker. “

Etalase Taktik Djanur.

Cukup 20 menitan Koh menampilkan penampilannya,  Tidak butuh waktu lama bagi Djanur untuk melihat kemampuan Koh. Begitu PERSIB ketinggalan satu gol, Djanur mengganti Koh dengan gelandang gaek Firman Utina. masuknya Utina otomatis mengubah taktik yang diterapkan janur. Djanur menggelar rencana B nya.

Keberadaan Utina di lapangan, selain mengangkat mental bertanding PERSIB juga memberikan diversifikasi serangan. Serangan yang dibangun PERSIB tidak lagi hanya berporos pada Konate. Utima dan Konate silih berganti menyuplai bola ke lini depan. Aliran bola dari lini tengah semakin lancar. Namun kecaprukan penyelesaian akhir masih belum teratasi. Karena pada dasarnya, pola permainan masih sama. Dari tengah ke sayap, kembalikan ke tengah kotak penalti. Hanya variasi tengah ke sayap yang menjadi lebih banyak.

Djanur akhirnya mengeluarkan taktik lainnya. Rencana C, dengan mentransformasikan Vlado sebagai penyerang tambahan! Hasilnya sungguh joss! key pass Hariono kepada Utina membuahkan hasil ketika crossing Utina kemudian diselesaikan Vlado lewat tandukan mautnya. Sejak musim lalu Vlado memang sering merangsek maju menjadi target man ketika PERSIB butuh gol.

Sisanya.

Lini pertahanan PERSIB bermain kurang baik. Beberapa kali duet Vlado dan Jupe berhasil diterobos pemain arema,  di menit 84 Jupe melakukan kesalahan fatal. Bola yang dikuasainya berhasil direbut pemain arema, namun tendangan pemain arema dapat di patahkan kiper Made. Hampir sepanjang pertandigan kinerja lini belakang terbantu oleh apiknya lini tengah dalam menahan serangan arema.

Kredit khusus perlu diberi kepada coach Yaya. Bahkan di masa pramusim seperti ini, pemain sudah dapat berlari naik turun dengan konsisten sampai ke babak tambahan. Ada momen dimana arema melakukan serangan balik lewat syamsul arif. Konate bisa mengejar balik syamsul dalam situasi pertahanan PERSIB 3 lawan 4. Syamsul yang terpaksa mendelay bola memberi PERSIB waktu untuk kemudian menyusun pertahanan 10 orang! Edaaaan!

Wasit yang memimpin tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Berusaha tegas namun ternyata keputusannya salah. Muslimin malah menegaskan kesalahannya. Kartu kuning pertama untuk hariono patut dipertanyakan. Belum lagi penalti karena Toncip. Keputusan teu baleg!

Ketika akhirnya bermain dengan 10 pemain PERSIB masih bisa mengimbangi permainan arema. Lain cerita saat PERSIB harus bermain dengan 9 pemain setelah Utina harus ditandu keluar karena mengalami cidera hamstring. Tiada pilihan bagi Djanur selain bertahan total dan berharap laga  berakhir imbang dan dilanjutkan dengan adu penalti.  Apa daya serangan bertubi arema tidak dapat dibendung lini pertahanan. Menit 115 arema berhasil menjebol gawang Made. Skor berubah menjadi 2-1, bertahan hingga pluit akhir di bunyikan

Secara permainan, PERSIB cukup membuat reugreug bobotoh dalam menghadapi ISL 2015. Permainan PERSIB tidak mengecewakan. Handeeul karena kalah sih oke, tapi tak perlu menyesal komo make ceurik sagala. Hasil semalam tidak berarti apapun selain ajang evaluasi sebelum menghadapi kompetisi yang sesungguhnya. Walau biasanya, bobotoh mah teu hayang nyaho. Slot striker asing masih menjadi PR besar bagi tim pelatih dan manajemen PERSIB. Dua pemain seleksi, tidak lebih bagus dari kualitas pemain lokal. Untuk pos belakang dan tengah komposisi pemain sudah cukup oke, tinggal bagaimana Djanur memanfaatkannya sesuai kebutuhan strategi yg diinginkan.

#tcn10 #JayalahPersib

@bus, @omz, @iwn, @xuk

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp

Yang Lainnya