
Keberuntungan berpihak pada PERSIB yang kecapean. Pagi-pagi hari rabu, hampir semua bobotoh dan pemain tahu bahwa lolos ke final adalah mission impossible. Sangat sulit rasanya membayangkan the complete team Kukar bakal kalah sama persiram. Jadi, Djanur pun sudah punya rencana bahwa beberapa pemain layak dicoba dan beberapa pemain yang lain layak beristirahat. Errr, smeua itu berubah di jam sehabis magrib. Kukar kalah 0-1 oleh Persiram. Peluang PERSIB lolos menjadi terbuka lebar, menang dengan bikin gol lebih banyak dari gol nya Persiram (2 gol) bakal bikin PERSIB lolos. Everybody happy at the end, mission accomplished!
Not that easy lads.
PERSIB mulai dengan lumayan. Duet Hariono – Jupe bikin fighting club di sisi tengah seru, ditambah Konate yang enjoy keliling-keliling mastiin gak ada satupun bagian dari lini tengah PERSIB yang outnumbered sama pemainnya persik. Tapi sialnya justru persik yang duluan unggul, teu kira-kira oge langsung 2 gol!
Nasir jelas masih kurang cukup untuk bisa jadi regular back up kiper PERSIB. Paduli teuing jeung potensi, tapi klub kayak PERSIB butuh 3 kiper yang emang jago, jago di saat ini bukan jago di masa depan (mereun eta ge). Gol pertama membuktikan kekurangan skill goalkeeping si eta, posisi berdiri, timing buat lompat, dan pinch hit buat bikin bola keluar semua dilakukan dengan salah. Kesalahan mendasar seorang kiper.
Gol kedua tiada bisa lebih buruk lagi. Ada 7 orang yang mundur untuk defend di situasi itu, ada 6 orang di kotak penalti. Dimulai dari gagal nya Toni membendung serangan di kiri, Clearance yang busuk dari Abdurahman, Bloking setengah hati dari Jupe dan refleks cavruk dari Nasir. Huft. Goblog lah pokoknya itu gol kedua.
Overloaded the flank
Hampir sepanjang pertandingan PERSIB nyerang lewat dua sayapnya. Hampir tiada terobosan dari poros tengah. Mungkin emang strateginya atau gerakan dibawah alam sadar, poros tengah PERSIB hobi bikin flank kita penuh. Konate sering ikut geser ke kiri-kanan sampe nyentuh garis sisi. Ke kanan dia bikin kongsi Supardi, Ridwan & Konate cukup sering berhasil nembus dua pemain persik yang patroli di sisi itu. Di sisi satu lagi, Partnership antara Tantan, Atep & Konate bahkan lebih canggih, dua kali Konate ngebidanin 2 assists Atep. Di babak 2, Tantan 3 kali nembus sisi itu hasil dari terobosan dan operannya Konate atau Atep. Di 3 kejadian, tantan coba ngincer tiang jauh terus, 1 kena tiang, 2 bisa di tip kiper.
Jadi begini, kalau kita bandingkan dengan arsenal lah yah, mereka sebisa mungkin mempertahankan biar poros tengah itu gak pernah kekurangan orang. Makanya, winger mereka justru adalah wide midfield yang kapan aja bisa gerak ke tengah bantuin jadi opsi operan dan bergelut menahan laju musuh. Di PERSIB yang ada adalah kebalikannya, di beberapa pertandingan, karena bagian tengah terlalu banyak orang, pemain tengah PERSIB cenderung bergerak ke sisi untuk bantuin winger. Ini bikin sayap-sayap PERSIB selalu menang jumlah orang. Beberapa operan diagonal ke tantan atau ridwan sering pula menjadi sukses. Pas lawan persik kemaren, kalau sisi kiri hobi crossing (dan berujung dua assist gol, plus 1 hand ball dari sisi ini) sisi kanan hobi buat cut inside dan kasih percobaan bahayes! Di kanan inilah hidup seorang M. Ridwan, one of the best player PERSIB dari musim lalu, dia konsisten selalu jadi ancaman. liat dua digit gol nya musim lalu! ah ya, tong hilap disebutkeun, RIDWAN adalah penyelamat PERSIB sehingga bisa maen di final IIC 2014. penting ieu!
Poros tengah PERSIB sebenarnya oke punya. Konate itu jendral yang bisa mengatur mau kayak gimana serangan PERSIB. Utina juga kalau lagi waras permaenan dan operannya cihuy banget. pun kita masih punya Jupe yang bisa dipaksa maen di tengah kalau Mang Ono lagi Cavruk, kemaren buktinya Abdurrahman (terlepas dari clearance payah di gol kedua) bisa diandalkan juga jadi bek disebelah Vujo. Jangan lupa juga masih ada Taufiq dan Atep yang maen lumayan di belakang striker. Lini tengah PERSIB ini punya kedalaman yang okesip! tinggal bagaimana mang Djanur memanfaatkannya, yaaah kalau lawan tim selevel Persik tadi malem sih yakin bisa menang. lolos 8 besar liga mah cingcay jigana.
Setidaknya, IIC ini memberi gambaran bagaimana planing Djanur dalam menyerang. Maksimalkan sayap-sayap bidadari! Yang jadi masalah kemudian adalah (can jadi masalah sih, masi ancaman meureun lebih tepatnya) poros tengah PERSIB bakal rentan ketika melawan tim dengan playmaker di tengah yang jago. Itu satu hal, hal lain adalah ketika cut inside dari tantan dan ridwan gagal, opsi tersisa tinggal crossing dan PERSIB kekurangan striker big man untuk situasi yang begini. Setidaknya ada setengah lusin PERSIB bikin peluang dari sisi kiri, dan setengah lusin lainnya dari sisi Ridwan – Pardi. Dozen chances from the flank, could be more joyful moment if only we had such a decent great physically strikers.
Heuh, perjalanan masih panjang. Masih banyak yang bisa dilakukan oleh mang Djanur dengan adanya Taufiq dan ‘lumayan’-nya atep saat maen di belakang striker. Hal yang pasti sih, PERSIB masih kekurangan striker yang bagus secara fisik, sukur-sukur kalau tajam di finishing juga. Overall, urusan cetak gol para gelandang PERSIB bisa sedikitnya mengurangi kebutuhan berlebih akan striker oportunis dengan finishing ciamik.
See you when the league begin lads.
#persib #tcn10
@bus