Kemaren beredar ingpo bahwa taun ini persepakbolaan endonesia bakal memiliki kompetisi liga yang baru, namanya ISC, Indonesia Super Championship (mereun). Kalau bener terjadi maka untuk kesekian kalinya Persib jadi juara pamungkas liga di endonesia. Cerita itu juga membangkitkan kenangan nostalgia yang joss. Setelah menjadi juara perserikatan terakhir, Persib jadi juara liga indonesia pertama. Sayangnya Persib gagal jadi juara divisi utama liga indonesia terakhir dan juara perdana Indonesian Super League.
Kalau kata Bah Karma mah, “History Repeat Itself”, sejarah suka berulang.
Pun juara ISL 2014 adalah sebuah pengulangan sejarah. Seperti ditwitkan oleh akun @persib dikala masih cageur dulu; tahun 1994 adalah tahun penyatuan 2 liga, galatama dan perserikatan. Tahun 2014 pun penyatuan IPL dan ISL.
Di musim 1994/1995 Persib cuma kalah 3 kali di babak wilayah barat dari pelita jaya, semen padang, dan persiraja. ISL 2014 persib kalah 3 kali dari pelita jaya jakarta-cilegon-purwakarta-karawang-soreang, semen padang, dan semen padang. Ngeliat persamaannya? Kalah lawan klub bakrie sakali, semen padang sakali, dan tim sumatera sakali.
Alangkah indahnya jika nanti Persib bisa juara perdana ISC ini. Setidakna sejarah oge menuliskan kalau di musim perdana sebuah kompetisi liga Persib tara ngerakeun. Juara di liga Indonesia pertama dan peringkat ketiga di ISL perdana.
Tapi yah, masih teu puguh sih rencana ieu. PT Liga bersama 16 klub dalam rapat bilang bakal membuang ISL sebagai produk PSSI, matakna ngaran ligana anyar deui. Tapi katanya PT Liga enggan juga berkoordinasi dengan tim transisi. Cuma mau berkoordinasi biar dapet ijin dari BOPI. Nu enggeus-enggeus sih tidak semudah itu ngalawan pe es es ai. Mana mau PSSI begitu saja membiarkan 16 mesin ATM nya kabur. Nyieun liga teu ngajak-ngajak.
Bakal lebih joss kalau klub-klub itu berkongsi bikin federasi sepak bola perjuangan. Buktikan bahwa sepakbola bukan milik FIFAseaeun. Yah, sebenernya saya teu pati nyaho oge sih soal perkembangan masalah ieu, hoream mantau berita pssi vs mempora, eweuh carita menggembirakanna.
Persib Oge Hupir
Tong jauh mikiran sepak bola endonesia, Persib sorangan ge keur ripuh. Kemaren Djanur menjadi pelatih indonesia pertama yang mengangkat tropi liga cempyen eropa. Bahkan Arsene Wenger wae orang eropa asli can pernah ngangkat tropi liga cempyen. Boa Edan!
Djanur mungkin hepi di Milano sana, di Bandung Wak Haji gak mau kalah sama berita Djanur angkat salah satu tropi trebel. Wak Haji bikin berita soal Dejan Antonic sudah disepakati oleh Manajemen PT. PBB untuk menggantikan Djanur. Dejan juga dikabarkan sudah sepakat dengan klausul-klausul yang disodorkan oleh manajemen.
Dejan bakal jadi pelatih Persib asal eropa timur kesekian Persib.
Dulu ada Marek Andrez dan trio polandianya. Siapa yang bisa lupa dengan Maciej Dolega dan Piotr Orlinski? Pemaen asing pertama Persib! Juga si kiper timnas Polandia, Marius Muharski. Ada kabar waduk katanya Marius ini yang menjadi inspirasi bagi Wojiech Szceszny dan Lukas Fabianski sehingga memilih posisi kiper sebagai karies sepakbolanya. Luar biasa!
Setelah chaos karena Marek, berikutnya dari eropa timur adalah Arcan Iurie. Bisa jadi ini pelatih eropa timur paling sukses di Persib. Berhasil membawa persib juara (setengah musim). Noda dalam karier Arcan di Persib cuma ketika dia blunder huvir menukar Nyeck Nyobe dengan Leo Chitetsu.
Lepas Arcan adan Darko Janackovic yang digulingkan Nova Arianto dan Botak Horison. Kemudian Jovo Cuckovic yang ya gitu deh.
Revolusi Drago
September 2011, sekali lagi pelatih eropa timur memimpin Persib. Drago Mamic telah mengecap sukses bersama Dalian Shide di cina tiongkok dan Churcil Brothers di India. Persib sudah 17 tahun belum juara liga indonesia lagi. Harapan kepada Mamic sungguh tinggi. Well, enam bulan kemudian Mamic mengundurkan diri dari Persib.
Drago Mamic tidak cocok dengan Wak Haji. Otak taktik Mamic teu kataekan ku pipikiran Wak Haji. Kurang kumaha edan coba ieu Mamic, manehna menta tiap beres tim utama tanding Persib ngadain ujicoba dengan tim lokal biar cadangan bisa maraen oge. Sesuatu yang teu kaharti buat manajemen PT. PBB, apalagi saat itu neang lapang jang latihan sangat sulit. Mamic lebih memilih Robie Gaspar dan Toni Sucipto untuk menjadi eksekutor tendangan bebas di sisi kanan, Wak Haji lebih kepengen Prof. Miljan yang mengambil.
Paling parah adalah Wak Haji belom ngartos bahwa lebih banyak striker tidak sama dengan lebih banyak gol. Pola sophisticated 4-2-3-1 Mamic dianggap tidak niat nyerang oleh Wak Haji. Naon atuh streker tunggal mah. Apalagi streker tunggalnya Moses Sakyi. Huvir.
Meski singkat, enam bulan bakti Drago Mamic di Persib pada akhirnya meninggalkan banyak sekali kemajuan bagi persib di kemudian hari. Sebelum Mamic, Darko-Jovo ingin mengubah pola ketinggalan jaman 3-5-2 Persib menjadi lebih modern dengan 4-2-3-1 atau 4-4-2. Tahun-tahun 2000 sampai 2013 memang 3-5-2 sedang mengalami kemunduran yang sangat poeks. Darko dan Jovo gagal, Roekito datang untuk kemudian bisa survive menggunakan pola andalan Sir Indra Thohir itu.
Sebenarnya jauh sebelum Darko dan Jovo, Jaya Hartono sudah niat ingin menggunakan kuartet bek sejajar dalam pola hips jaman itu, 4-4-2. Cuma, taktik defendna teu katagenan ku Nova Arianto dan Maman Abdurahman dan deretan fullback jaman eta semodel Gilang Angga, Erik Setiawan, Sony Kurniawan, Bayu Sutha. Pangpangna mah eweuh bek kiri nu sanggup maen dalam pola 4 bek sejajar. Jaya, Roekito, dan Robby sebagai serep paporit akhirnya kembali ke pola 3 bek.
Mamic yang kemudian menemukan apa masalah sebenarnya dari pola 4 bek Persib. Mamic mencoba bukan mengobati gejala tapi akar dari penyakitnya. Lain ku saukur fullbackna butut dan teu bisa maen 4 bek, tapi karena bek Persib terlalu sering terekspos saat diserang dalam pola 4-4-2. Maka, langkah pertama pengobatan Mamic adalah dengan memperkenalkan sistem double pivot yang implikasinya adalah menghilangkan pola dua striker.
Di masa ini, Toncip dengan joss berperan sebagai fullback kiri. Posisi gelandang bertahan yang ditinggalkan Toncip diganti oleh Robi Gaspar. Mas Har diajari Mamic bagaimana menjadi gelandang bertahan modern. Bukan sekedar nuar engkel batur. Dua peninggalan paling joss Mamic sampai saat ini bisa jadi itu, Toncip sebagai fullback kiri dan Mas Har sebagai gelandang bertahan elegan.
Mamic membantu memasang pondasi yang kemudian diteruskan pembangunannya oleh Djajang Nurjaman. Toncip tetap di posisi bek kiri. Hariono didampingi oleh Bang Utina. Bek kanan diisi oleh Supardi. Supardi ini jago, tapi kalau di depannya bermain seorang Haji Ridwan, Djanur pun mengakomodir itu.
Tahun 2012 Mamic masang pondasi. Tahun 2013 Djanur nembok jeung masang masang atap. Tahun 2014 Djanur finishing, nambal kelemahan-kelemahan yang belum bisa diatasi Mamic dan Djanur jilid 1. Eh, tahun 2015 Djanur dicawkan ke italia.
Antara Pemaen, Dejan, Wak Haji, PT PBB, Bobotoh
Dejan bakal menyusun skuadnya sendiri kali ini. Sisa-sisa dari Djanur masih ada sih emang, tapi pemaen inti dari taktik Djanur sudah hilang. Dejan ini bukan pelatih butut loh. PBR itu bisa dibawa ke semifinal ISL. Lebih joss lagi adalah PBR susah dikalahin Persib, mental dalam pertandingan tensi tinggi Dejan udah kebukti joss.
Hawar-hawar pemaen-pemaen andelan Dejan di PBR bakal dibawa ka Persib. Konci dari kesuksesan Dejan dan Persib ke depannya bakal ada disitu. Dengan tersisa beberapa pemaen saja dari skuad juara 2014, maka perlu masa adaptasi lagi dalam menyatukan tim. Siapapun pemaen yang datang nanti kudu bisa menyatu dengan Lord Atep dan gengnya, Mas Har, Toncip, dan Bli Made. Tapi eta pemaen tersisa ge kudu bisa enjoy dengan Dejan. Nantinya ada tiga kubu yang kudu bisa bersatu dengan waktu sesingkat-singkatnya. Lord Atep cs, Dejan dan pemaen-pemaen yang dibawanya, pemaen anyar jago. Yaah, bocah-bocah dan camat mah wayahna weh nuturkeun.
Pertanyaannya adalah sejauh mana Dejan bisa membangun Persib? Di bulan-bulan terakhir Dejan di PBR terlihat bahwa dalam kondisi hupir Dejan wani ngalawan manajemen. Model personal begini sebenarnya tidak disukai oleh manajemen PT PBB. Eta Djanur nu cicingeun tapi loba pamenta wae akhirna didutabesarkeun ka itali. Apalagi model yang kekeuh kanu kahayang manehna.
Situasi sebenerna bisa makin rumit. Di sisi teknis, Pemaen anyar dan sisa class of 2014. Di manajemen; Dejan dan Wak haji, Dejan dan manajemen PT PBB, Wak Haji dan manajemen PT PBB. Tah!
Akhir-akhir ini Wak Haji dan direkrut PT PBB udah sempet clash. Jika nantinya ada clash antara Wak Haji dan Dejan, PT PBB kemungkinan besar akan memihak salah seorang, mempertahankan yang satu dan membuang yang lain. Mampang mumpung jika ingin mengusir orang yang tidak diinginkan. Setidakna secara halus dengan nyakolakeun ka luar nagreg.
Bobotoh kumaha? Saya sampe ayeuna masih panasaran, bagaimana sebenarnya perasaan PT PBB kepada bobotoh. Akun @persib beuki dieu beuki cavruk, padahal salah sahiji media paling joss buat interaksi antara PT PBB dan bobotoh nya lewat eta. Komunikasi diantara kita tidak lancar beb. Sebenarnya bagimu, aku itu apa beb?
Akhir kata, dua bulan pertama Dejan di Persib bakal menjadi gambaran bagaimana masa depan Persib di kompetisi liga baru ngke. Juga bagaimana wajah Persib di masa depan, apakah tetap menjadi budaya sunda atau sebatas kesebelasan yang digunakan untuk meraih profit?
Sekarang sih, selamat datang Dejan Antonic. Kami pasti berdoa agar anda sukses di Persib, lain kunanaon, mun Persib sukses kami bagja dunya akherat.
Sampai jumpa lagi.
Follow kami di twitter @stdsiliwangi
p.s. kumaha mun ternyata dejan teu jadi ngalatih persib? Hahaha.
p.s.s kumaha mun ternyata liga teu jadi di 2016? Hahaha.
p.s.s.s ieu ngadu bako pertama tahun ieu. hehehe.
p.s.s.s.s artikel soal stat Dejan dan pelatih eropa timur lainnya bakal dijieun ku mang uki dan mang omz. coming soon!