Melihat poin dan posisi klasmen, sebenarnya Persib dan Dejan tidak terlalu buruk, namun tekanan kepada Dejan sudah masuk level luar biasa. Yeah well, bila dibandingkan dengan tekanan terhadap Indra Sjafri misalnya, setelah kekalahan melawan Persiba tidak banyak sameton yang menggoyang IS. Tapi yah, membandingkan bobotoh dan sameton mah ateuh …
Kami sebagai salah satu yang paling bawel mendesak perbaikan dari Dejan karena tak ingin Persib kehilangan momentum untuk menjadi juara. Matakna berkali-kali kami bilang, jarak dengan puncak klasmen harus terus dijaga.
Satu pertanyaan sederhana, mengapa leicester bisa juara liga enggris? Salah satu faktornya adalah karena para penguasa tradisional liga enggris gagal menjaga status quo mereka dan Leicester memanfaatkan dengan maksimal momentum tersebut. Saking parahna, bahkan saat Leicester gagal menang, langganan big four liga inggris tidak bisa memanfaatkan momentum itu untuk menyalip Leicester dengan ikut-ikutan tijalikeuh.
ISC mungkin tidak akan mengalami kontraksi separah EPL 2015/2016, dimana MU, City, Chelsea maen hapeuks inkonsisten sepanjang musim memberi jalan kepada Leicester dan Spurs untuk masuk ke papan atas. Tapi para penguasa ISL pun hampir mirip dengan City, MU, dan Arsenal yang inkonsisten dan suka tiba-tiba kehilangan poin mengejutkan melawan tim kuda hitam dan papan bawah.
Status Quo sih Masih.
Setelah 5 pertandingan, kesebelasan-kesebelasan yang pernah juara ISL mulai menunjukan jalan menjaga status quo mereka sebagai penghuni tetap papan atas. Awalnya memang hanya Arema yang bisa konsisten sejak pekan pertama, tapi Setelah 5 pekan, Sriwijaya mulai mendapatkan ritme mereka dan Persipura walau hah heh hoh sukses meraih 2 kemenangan di 2 pekan terakhir.
Dua kesebelasan itu pun sudah berhasil meraih kemenangan beruntun untuk memicu momentum yang lebih besar. Sial untuk sriwijaya karena momentum mereka ditahan oleh Mitra Kukar, salah satu kesebelasan calon big four juga yeuh. Kuda hitam paling hitam musim ini bisa jadi jatuh pada Mitra Kukar. Sedang kuda hitam semu hitam bolehlah untuk Madura Pelita Bandung Karawang Cilegon Sol Jakarta pp.
Sriwijaya maen dengan penuh percaya diri dengan komposisi skuat yang oke. Kombinasi senior banyak gelar dan pengalaman dengan pemaen darah muda, darahnya para remaja yang selalu merasa gagah tidak mau mengalah, yang masih butuh banyak bimbingan. Widodo sendiri rada kedjanur-djanuran. Gaya melatih yang bergantung pada pemaen senior dan memberi mereka kebebasan untuk menilai sendiri jalannya pertandingan. Pembawaan yang kalem dalam menghadapi lawan dan media. Widodo seakan punya obsesi menyamai pencapaian Djanur, juara sebagai pemaen dan pelatih.
Raja ISL dari timur, Persipura, sebenernya hampir sama dengan Persib, susah mencetak gul. Cuma ya mereka pada akhirnya bisa mencetak gul yang diperlukan dan gulnya krusial karena menghasilkan 6 poin. Itu sih yang mereka perlukan, kemenangan untuk membangkitkan moril mereka. Lagian jadwal pertandingan Persipura juga enakeun buat mereka. Ganjalan untuk persipura kali ini bisa jadi di skuat mereka. Komposisi skuat persipura ISC ini paling medioker dibanding rata-rata komposisi skuat persipura di 6 musim ISL. Masalah pemaen medioker adalah mereka susah perform bagus di saat dibutuhkan. Perihal mental euy ini mah.
Arema sendiri, jigana memiliki kinerja bubble. Terlihat jago dan kokoh, tapi mungkin tidak sekokoh itu. Pekan pertama menang lawan Persiba yang ternyata emang butut. Kemudian gagal menang lawan kuda hitam Madura United. Kalah di Kukar dan menang lagi lawan Bhayangkara dan Gresik, dua calon penghuni tengah ke bawah. Arema bisa menang terus lawan Persib karena Dejan mah butut dan taktiknya udah diantisipasi dengan sangat meyakinkan oleh Milomir. Semoga karena merasa udah bisa mengalahkan Persib sang juara ISL, Arema jadi gede hulu dan tinggal tunggu waktu tikosewad. Mari kita tunggu hasil Arema di kandang PSM.
Black Horses
Menarik juga melihat dua kuda lumping hitam, Mitra Kukar dan Madura United. Keduanya bisa jadi yang paling bisa memanfaatkan momentum stagnansi Persib bersama Dejan. Madura tidak punya DNA juara. Klub nomaden atuh eta mah sebagey. Sebagus-bagusnya mereka hanya bakal finish di 5 besar.
Paling menarik melihat bagaimana Mitra Kukar di musim ini. Secara skuad dan permainan meraka terlihat Joss. Mitra belum pernah kalah padahal udah lawan sfc dan Arema, bahkan lawan arema mah mereka menang. Hanya saja melawan barito dan perseru pun mereka imbang. Hasil-hasil positif Kukar melawan tim papan atas bisa jadi membuat mereka overconfident saat melawan tim yang di atas kertas lebih butut, dan ini tidak bagus. Prediksi sih Kukar bakal imbang saat derby borneo dengan pbfc, kemudian imbang lagi saat melawan persib. Kemenangan lawan pbfc dan Persib bisa jadi bukti mereka emang berada di jalur perebutan juara, bukan sekedar menemani Persib menjadi penantang.
Diantara semua peraih juara ISL, Persib yang paling medioker kinerjanya dalam 5 game awal ISC. Kalau Arema mah keliatan kokoh padahal mungkin tidak sejago itu, Persib mah butut dan keliatan butut. Grafik kinerja Sriwijaya menanjak. Grafik kinerja Arema masih konsisten di papan atas. Grafik persipura, setelah sempet down sehabis dikalahkan Semen Padang, mulai bisa bangkit dan menyalip Persib. Grafik kinerja Dejan panceg dengan satu poin. Tidak ekstrim naek turun seperti Persipura, tidak juga meraih hasil positif satu demi satu seperti sriwijaya. Yagitudeh banget kinerjanya.
Melihat dari 5 pertandingan memang ternyata belum bisa memprediksi bagaimana hasil akhir Persib nanti. Apalagi karena tim-tim juara juga kinerjanya masih suka terhambat oleh tim lain. Persipura yang jadwalnya enakeun belum pernah bertemu dengan sesama juara pun tidak terlalu oke di 5 game pertama.
Dejan masih perlu mendapat reasessement setelah 7 atau 10 pertandingan, dan kita harus terus berharap tim-tim langganan juara terus terhambat dan gagal memanfaatkan momentum sampai tiba saatnya Persib meraih streak kemenangan.
Apakah Persib bakal seperti Chelsea di Prem League 2015/2016, butut di awal, terlalu terlambat untuk bangkit sekedar untuk masuk ke kompetisi eropa. Atau seperti Juventus di Serie A 2015/2016, butut di awal, rival gagal menjaga konsistensi memanfaatkan peluang bututnya Juve, kemudian Juve bangkit meraih streak kemenangan dan akhirnya juara. Your move Dejan.
Sampai jumpa lagi.
@bus
Follow kami di twitter @stdsiliwangi