Mieling 711 Melompat Lebih Tinggi

Bersenang-senanglah

Karena hari ini yang akan kita rindukan

Di hari nanti sebuah kisah klasik untuk masa depan

Bersenang-senanglah

Karena waktu ini yang akan kita banggakan di hari tua

Pagi ini diselingi cikopi, udud dan lagu Sheila on 7 ingatan seolah-olah memutar kembali ke momen indah dua tahun lalu di stadion Jakabaring. Dua tahun lalu, 7 November 2014 menjadi hari yang ditunggu-tunggu oleh bobotoh sa alam dunya selama kurang lebih 19 tahun lamanya. Ditanggal tersebut akhirnya Persib Bandung akan memperebutkan gelar juara ISL 2014 menghadapi Persipura Jayapura di stadion Jakabaring. Venue Final ISL 2014 pada awalnya memang akan dimaenkeun di Gelora Bung Karno, namun karena teu tulusnya izin dari kepolisian, laga tersebut berpindah ke stadion Jakabaring Palembang. Walau laga final dilangsungkan di Pulau yang berbeda dan jarak nu jauh pisan ti Bandung, tidak menyurutkan niat bobotoh untuk bisa menyaksikan secara langsung sang Maung Bandung berlaga di laga final. Tagar #ModalFinal menjadi trending topic karena banyak bobotoh yang rela barang-barang kesayangan mereka jual untuk modal nonton final di Palembang. Selain menjual barang, pengorbanan waktu dan pekerjaan yang menjadi aktivitas menjadi sebuah pengorbanan lain dari bobotoh demi bisa ngabobotohan Persib di laga Final.

Dari tanggal 6-7 November 2014 ribuan bobotoh bergerak menuju Palembang. Aya nu ngiluan rombongan bareng bobotoh make bus, aya nu mawa kendaraan pribadi, aya nu rela menyisihkeun duit leuwih meh bisa naek pesawat ka Palembang dan cara laen sajabana nu ditempuh bobotoh guna tiba di stadion Jakabaring Palembang. Bahkan dibeberapa maskapai penerbangan yang mengangkut bobotoh mengucapkan selamat datang kepada bobotoh sekaligus mendoakan agar Persib bisa menjadi juara ISL 2014. Para bobotoh kemudian mengaminkan doa dari crew maskapai tersebut plus olohok melihat beberapa crew awewe ti maskapai penerbangan nu memang joss ganjos tumaninah.

Partai Final ISL 2014 ieu menjadi final perdana bagi para bobotoh nu lahir di kisaran tahun 80-an akhir dan 90-an. Memang kaalaman final 1995, tapi da barudak leutik keneh, ngomong ge balelol keneh can ngarti kanu permengbalan khususna Persib. Bagi para bobotoh kolot ieu bisa menjadi ajang membuat kenangan baru tentang Persib, setelah kenangan masa emas Persib si tahun 1986-1995 telah terpatri dan belum terisi kenangan baru dengan Persib selama 19 lamanya. Salah seorang bobotoh kolot yang kami temui di Jakabaring nyarita bahwa si bapak ieu rela ngagade motor na ameh bisa mawa budakna ka Palembang. Si bapak ieu hayang mere plus nyieun kenangan kanggo manehna jeung budakna bisa ngabobotohan bareng ngadukung Persib jadi juara ISL 2014.  Momen dimana seorang bapak mewariskan jiwa ngabobotohan kepada anaknya.

Perjuangan bobotoh nu edan agar bisa menuju Palembang dijawab ku permaenan punggawa Persib nu edan eling oge. Walau katingali beberapa pemaen sempat tegang diawal-awal laga plus kagolan tiheula diawal laga ti Ian Kabes, tapi melihat Jakabaring menjadi lautan biru plus gema nyanyian “ Yo Ayo Ayo Persib Bandung, kuingin Kita harus menang!” para pemaen pasti tidak ingin melihat para bobotoh menangis kesedihan diakhir laga. Bukan hanya pemaen, beberapa bobotoh bahkan terlihat menjadi  tegang pisan setelah gol dari Ian Kabes. Namun mereka tetap bernyanyi memberikan dukungan sembari memanjatkan doa didalam hati agar Persib menyudahi puasa gelar selama 19 tahun. Para pemaen Persib tetap semangat mengejar ketertinggalan dari Persipura dengan melancarakan serangan edan eling. Mental pantang menyerah punggawa Maung Bandung dari class 2014 yang selalu kita rindukan karena musim ieu, mental pantang menyerah eta teuing nyumput keneh teuing sudah hilang terkubur kenangan.

Segala sesuatu nu diperjuangkan edan eling pasti nyieun hasil, Persib sukses menyamakan kedudukan diakhir laga lewat gol bunuh diri Manu Wanggai diakhir babak pertama. Bahkan diawal-awal laga Persib sukses unggul atas Persipura melalui gol Haji Ridwan. Unggul 2-1, beberapa bobotoh mulai terlihat tenang tapi sedikit hariwang karena Persib kemudian menurunkan tempo pertandingan. Menurunya tempo pertandingan membuat Persipura sukses menyamakan kedudukan lewat gol Boaz Salossa. Keudukan 2-2 bertahan hingga beres babak perpanjangan waktu.

Persib harus menyelesaikan laga lewat drama adu penalty. Bobotoh kolot nu disebelah kami, terlihat begitu tegang, terkenang memori buruk eleh pepenaltian di Final ku PSMS celetuknya. Bahkan terlihat beberapa bobotoh nu di tribun teu kuasa nonton drama adu penalty, mereka memilih berbalik badan kusabab tegang sieun aya nu teu asup. Bobotoh rada gebeg pas tendangan kaopat nu dieksekusi Bang Pardi kusabab tajongan ti Bang Pardi sempet neunggar kusen, untung kusen jero, jadi bal tulus asup ka gawang. Setelah Bang Pardi najong, saatna giliran Bli Made bertugas untuk menjaga gawang. Dalam menghadapi tendangan keempat pemaen Persipura, Bli Made melakuakn gesture berbeda dari tiga tendangan sebelumnya. Bli Made terlihat mencari ketenangan diri dengan menghadap tribun selatan stadion sembari memegang jaring gawang sendiri. Gesture Bli Made ini ternyata sukses mementahkan tendangan penalty keempat Persipura yang dieksekusi Nelson Alom. Penendang terakhir dari Persib adalah Achmad Jufriyanto yang dengan sukses dan mulus melesakan bola ke gawang Persipura. Persib juara malam itu, tangis haru kegembiraan meluap di Jakabaring, dan puasa gelar selama 19 tahun akhirnya tuntas malam itu di stadion Jakabaring Palembang.

Ada Yang Hilang

Memori juara yang akan selalu terngiang oleh bobotoh sa alam dunya. Memori yang membuat sebagian bobotoh susah move on dengan para punggawa class of 2014 ditambah kondisi Persib yang saat ini diperingkat 10 dalam gelaran turnamen kopi 2016. Djadjang Nurdjaman yang kembali dipercaya menukangi Persib setelah dipecatnya pelatih lisensi UEFA Pro, Dejan Antonic ditengah-tengah kompetisi liga kopi. Sampai pekan ke 27 dari awal mula coach Djanur menangani Persib di pekan ke-9, coach Djanur belum menemukan kembali sentuhannya magisnya seperti saat ISL 2014. Memang, pemaen di skuad Persib sekarang bukan pemaen pilihan Djanur nu nyieun taktik 4231 andalan Djanur tidak bisa berjalan segimana mestinya. Ada yang hilang memang dari racikan Djanur di turnamen kopi ieu.

Kehilangan sosok pemimpin seperti Bang Firman Utina di skuad class of 2014 sangat terasa dalam skuad Persib tahun ini. Skuad Persib seperti bermain tanpa seorang El Capitano dilapangan. Walau kata Bang Firman saat juara ISL 2014 kapten Persib adalah Lord Atep, tapi faktanya Lord Atep lebih sering jongjon dilapang teu paduli rek rerencanganna dituar atau wasit bertingkah berlebihan untuk tuan rumah. Kita lebih sering disuguhi Vlado, Mas Har dan Toncip yang melakukan aksi protes ka wasit dan wani guntreng jeung pemaen musuh nu maen kasar ka tim Persib. Saat melawan Persija Sabtu kamari, saat Amarzukih melakukan tendangan fatality Liu Kang Mortal Kombat ka si Bow, aya pemaen nu protes edan ka wasit atau nyengor si Amarzukih? Pan eweuh. Coba aya Bang Firman, geus pasti disengor dan dibales eta si Amarzoni eh Amarzukih meh teu loba tingkah.

Selain rindu akan sosok pemimpin, kerinduan akan permainan yang ngotot embung eleh sangat terasa di musim ini. Bila kita mengingat memori 2014, Persib mampu mengalahkan Arema dua kali saat di Jalak dan partai semifinal ISL 2014 plus ngelehkeun Mitra Kukar difase 8 besar dengan kengototan embung eleh nu edan eling. Edan pisan atuh geus eleh 2-0 dibabak pertama ku Arema di Jalak, bisa malik 3-2 di babak kedua. Pas semifinal ditambah ramainya #LawanKemustahilan, skuad Persib berhasil menundukan Arema berkat gol penyamakedudukan Vlado di menit akhir, dan gol ajaib Lord Atep plus Don Konate di babak perpanjangan waktu. Permainan ngotot embung eleh di turnamen kopi oge jiga leungit, komo dilaga tandang mah, asa hare weh rek eleh ge sukur-sukur bisa seri. Lawan Persija kamari menjadi fakta bahwa Persib maen teu ngotot hayang meunang.

Terakhir, sosok yang sangat dirindukan dari class 2014 adalah sosok lini tengah joss dan striker haus gol. Bobotoh hese move on atuh ti sosok Don Konate dan Ferdinand Sinaga jika melihat permaenan Flo 48, Ino Pugliara, Sergio Van Dijk, dan Samsul Arief di turnamen kopi ieu. Kaayaan opat pemaen di turnamen kopi ieu bahkan hese ngagantikeun peran ti dua peaem class of 2014. Boa edan wa. Daya jelajah edan eling Don Konate yang membuat taktik 4231 Djanur di turnamen kopi ini seperti ada yang hilang. Flo 48 nu letoy plus beak bensin dan Ino Pugliara yang kegawir-gawiran membuat Djanur lieur sorangan ningali permaenan lini tengahna. Ditambah, striker nu geus pahareup-hareup jeung kiper teu bisa ngasupkeun plus hanya cengo weh jiga geus mandek teu bisa ngasupkeun. Tingali permaenan Ferdinand, bila gagal mengeksekusi peluang, si taeun tara cengo, si taeun terus berusaha mencetak gol untuk menggantikan kesalahannya membuang-buang peluang. Duh susah move on gini guys.

Hilangnya pemaen kunci class of 2014 membuat Djanur teu walakaya di tunamen kopi ini. Permaenan merembet ti tukang dan kombinasi gawir yang joss dilengkapi kadaek cut in kajero pertahanan musuh seolah leungit di periode Djanur di turnamen kopi ieu. Ditambah kehilangan leader dalam tim yang memang diakui sendiri oleh Djanur membuat kondisi Persib di turnamen kopi ini segininya weh tea. Memutar kembali memori final 2014 mungkin bisa sedikit membantu menghilangkan sedikit karudetan permaenan Persib saat ini. Memori final dua tahun lalu yang masih begitu membekas dihati para bobotoh dan para pemaen Persib yang tergabung dalam class of 2014 terlihat dari update di media social.

Mengenang memori indahnya juara dua tahun lalu tentu sah-sah saja bagi bobotoh maupun para punggawa Persin class of 2014 yang masih tergabung di Persib saat ini. Lebih dari itu, ingatan-ingatan tersebut bisa membuat para pemaen class of 2014 yang masih tergabung di Persib menjadi bangkit dan bisa melompat lebih tinggi dari capaian amazing dua tahun lalu.

Sudah saatnya Persib melangkah maju dimulai dari tanggal hari ini, 7 November 2016, bertepatan dengan dua tahun kenangan indah di Jakabaring. Coach Djanur pasti bisa mengembalikan Persib seperti atau lebih edan dari class of 2014, butuh keinginan leuwih untuk bisa joss di 8 pertandingan turnamen kopi sebagai persiapan di ajang AFC dan Liga nyaan dimusim depan, sembari sesekali mengingat kumaha enjoy dan ngototna Persib di tahun 2014. Ceep calm coach, kami akan selalu mendukung Persib samapai kapanpun, perlihatkan saja kepada kami permainan spartan dan mejeuh ditingali ku soca. Bilip Coach Djanur aya keneh simaan, paling terdekat adalah mengalahkan Persipura diakhir pekan ini. Partai yang cocok sebagai batu loncatan sembari terkenang partai Final 2014 melawan Perspiura.

Semua kepedih yang telah kita bagi

Layaknya luka yang telah terobati

Bila kita jatuh nanti

Kita siap tuk melompat lebih tinggi

Saatnya Melompat Lebih Tinggi, SIB!

 

Salam, @jay

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp

Yang Lainnya