Pelatih Iwan Setiawan

Namanya mungkin sudah tidak asing lagi bagi para penikmat sepakbola Indonesia apalagi bobotoh. Ramai memenuhi lini masa twitter beberapa hari belakangan ini, setelah beberapa kali melontarkan psy war kepada pelatih kebanggaan kita Djajang Nurjaman dengan kalimat-kalimat yang sangat merendahkan. Dialah Iwan Setiawan, pelatih yang kini menukangi Pusamania Borneo FC. Sudah dua kali Iwan melancarkan perang urat saraf kepada Djanur, sebelum dan sesudah pertandingan leg pertama babak 8 besar Piala Presiden Iwan Setiawan mengeluarkan pernyataan yang bikin telinga bobotoh kepanasan.

Sebelum pertandingan leg pertama digelar Iwan berujar bahwa Persib bukanlah tim istimewa, dan pelatih Djajang Nurjaman tidak memiliki strategi yang baik. Kemudian setelah laga usai di dalam konferensi pers pria yang pernah melatih PSMS ini melontarkan kalimat yang tak kalah bikin bobotoh berang, iwan bilang tuh kan Persib itu ga ada apa apanya.

Jika ditelusuri lebih jauh Iwan Setiawan sebenarnya tipikal pelatih yang protagonis, sering menempatkan diri sebagai korban. Dalam kesempatan wawancara sebelum-sebelumnya Iwan lebih sering melontarkan pernyataan yang diplomatis, tidak berapi-api seperti dua pernyataannya terakhir ini. Contoh ketika Persib mengalahkan Persij* di Stadion Si Jalak Harupat, dalam kesempatannya mengemukakan pernyataannya Iwan jauh lebih santai, padahal laga antara Persib dan Persij* lebih punya sejarah tensi tinggi di banding dengan PBFC.

Kini iwan telah bertransformasi menjadi sedikit antagonis.

Iwan merintis karir kepelatihannya dengan mengikuti kursus yang diselenggarakan oleh PSSI pada tahun 1992, kemudian dilanjut hingga mendapatkan lisensi C dan B AFC pada tahun 1997, lisensi kepelatihannya pun diakhiri dengan sertifikat A setelah mengikuti pelatihan bersama federasi Sepak Bola Belanda (sumuhun KNVB nu eta.) Berbekal pelatih berlisensi A teuing naon, Iwan hanya berhasil menukangi klub semenjana semacam persija u-18, persijatim solo fc, persibom bolaangmongondow, PSS Sleman, PSMS Medan, Perses Sabang, Persiraja dan Persikabo kabupaten bogor. Hampir semuanya tidak bermain di kasta tertinggi Liga Indonesia.

Menukangi Persibom dan Persikabo Iwan gagal mengangkat keduanya melaju ke kasta tertinggi Liga Super Indonesia. Bersama Persibom Iwan hanya finish di posisi 10 wilayah timur sehingga gagal lolos ke LSI edisi pertama. Sedangkan Persikabo cuma bisa finish di urutan ke 3 dan gagal melaju ke babak 8 besar Divisi Utama sehingga tentu saja gagal promosi ke Liga Super.

Setahun sebelum menukangi Persikabo tepatnya pada Juli 2008 Iwan Setiawan sempat melatih klub kebanggan kota medan PSMS medan, namun Iwan tak bertahan lama karena setelah PSMS menelan kekalahan 1-0 dari Persipura di pertandingan kedua Iwan langsung dipecat oleh manajemen PSMS. Kedatangan Iwan ke PSMS sendiri sedikit tidak biasa. Awalnya Iwan melatih PSS Sleman, namun kemudian karena PSS Sleman tidak membayar gaji, dia kabur ke PSMS. Padahal liga saja belum dimulai, Iwan hanya sebulan berada di Sleman.

Tak lama menganggur, pada September 2008 Iwan mendapatkan pekerjaannya kembali dengan melatih klub Divisi III Persas Sabang, tiga bulan saja Iwan di Sabang kemudian hijrah ke klub asal Aceh Persiraja Banda Aceh yang kala itu berlaga di divisi utama. Bersama persiraja iwan melatih sebanyak 14 pertandingan dengan raihan: 6 kali meraih kemenangan, 2 hasil seri, dan 6 kali menderita kekalahan, 20 poin tambahan di putaran ke dua Divisi Utama yang dikumpulkan Iwan gagal membawa Persiraja ke babak 8 besar dan lagi-lagi Iwan didepak dari kursi kepelatihannya.

Tahun 2010 Iwan sempat vakum dari dunia persilatan selama setahun tanpa melatih klub manapun. Agustus 2011 Iwan muncul dari lubang persembunyiaanya, kembali bekerja dengan jabatan direktur teknik klub asal ibu kota Persij* Jakarta yang ketika itu niatnya akan dilatih oleh mantan pencetak gol terbanyak galatama Dejan Glucevic. Namun tak sempat melatih, Dejan keburu ditikung oleh Iwan. Alhasil November 2011 iwan dinobatkan menjadi pelatih resmi Persij* untuk mengarungi liga super musim 2011/2012.

Kata Fery Paulus saat itu: “Kita sudah mengucapkan say good bye buat Dejan Glusevic.Iwan pelatih yang memiliki karakter dan loyal terhadap tim. Karena itu, kami puas dengan kinerjanya dan tidak berpikir untuk mencari pelatih baru,”

Di musim pertama dibawah arahan Iwan, Persij* finish diurutan ke 5. Dari 34 kali bertanding, Iwan berhasil mencatatkan 14 kemenangan, 10 seri, dan 10 kekalahan. Musim 2011/2012 ini Iwan sangat sering mengeluhkan kinerja wasit. Hingga puncaknya 12 Februari 2012 Iwan memilih mengundurkan diri dari kursi kepelatihannya setelah Persij* ditahan imbang Persisam Samarinda di stadion GBK.

“hari ini dengan berat hati saya akan mundur menjadi pelatih persij*, karena ada ketidakjujuran di sepabola Indonesia”

Namun selang beberapa hari tepatnya pada tanggal 28 februari Ferry Paulus selaku CEO Persij* mengumumkan bahwa Iwan Setiawan akan kembali menukangi klub jurig ateul tersebut.

Walau gagal membawa macan kemayoran juara liga, di musim berikutnya Iwan kembali dipertahankan Ferry Paulus. Tugasnya berlanjut membesut Persij* di ISL 2013. Dengan segala kerumitan yang dihadapinya, salah satunya gaji yang telat dibayarkan, Iwan hanya menukangi persija di sebelas laga awal saja. Dari total 11 pertandingan Iwan Setiawan menderita 7 kali kekalahan, 2 seri, dan hanya 2 kali menang. Karena rentetan hasil buruk itu, tercatat sejak Senin 18 Maret 2013, Iwan resmi angkat koper dari jabatannya sebagai pelatih Persij* Jakarta.

statistik butut Iwan
statistik butut Iwan

Sebagai pelatih, Iwan Setiawan tidak punya catatan yang bagus. Dari awal karir nya melatih Iwan lebih banyak bermain di Divisi Utama. Total Iwan telah melakoni 115 pertandingan di liga dengan hasil: 45 kemenangan, 27 kali seri, dan 43 kekalahan. Persentase kemenangan nya pun hanya mencapai 39.1%. Presentasi kemenangan yang sangat kecil bila dibandingkan dengan mulut besar nya.

Sikap Iwan akhir-akhir ini mencurigakan. Dulu Iwan adalah pelatih yang tidak pernah berkomentar buruk dalam wawancara, coba baca wawancara Iwan disini. Ditambah rekam jejak kepelatihannya juga butut dan lebih sering berkutat di Divisi Utama, mengapa Iwan jadi tidak tahu diri dan frontal begini menantang Djanur dan Wak Haji? Apa benar kata Wak Haji bahwa Iwan berani karena sudah tahu bakal dibantu menang sama wasit? Wallahualam.

p.s. diolah dari berbagai sumber di internet.

@xuk

Follow kami di twitter @stdsiliwangi

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp

Yang Lainnya