Musim 2015 jadi musim ketiga Djanur melatih Persib. melihat line up di beberapa pertandingan ujicoba terakhir sepertinya formasi dan taktik yang digunakan Mang Djanur masih sama dengan musim lalu. Seharusnya musim ini adalah Persib versi 3.0 dari Djanur.
Melihat kembali musim 2014, ada perubahan besar yang diberikan Djanur. Sebuah pengembangan dari musim 2013, terutama dalam hal komposisi skuad dan starting XI terbaiknya. Keberhasilan mendongkrak posisi dari peringkat 4 menjadi juara membuat Persib musim lalu adalah pengembangan Persib dari versi 1.0 menjadi versi 2.0 oleh Djanur. Mari kita lihat pengembangan lini per lini untuk musim 2015.
Tidak ada peningkatan sama sekali di sektor penjaga gawang.
Di lini bek, masuknya Dias Angga menjadi poin yang cukup penting. Selama ini Toncip dan Supardi tidak memiliki pelapis yang cukup oke. Jajang Sukmara, di beberapa kesempatan bermain yang dia punya, tidak menunjukan performa yang membuat khawatir Toncip dan Pardi. Agung malahan lebih sering dimainkan sebagai gelandang bertahan, walau situs Persib mencatatnya sebagai bek kanan.
Dias yang bermain reguler untuk persisam dan pbr memiliki lebih banyak pengalaman dan tentunya memberi Djanur pilihan pelapis yang lebih oke. Meski begitu, tiadanya tambahan pelapis bek tengah selain Abdul Rahman dan jadwal Persib di 3 kompetisi musim depan membuat tidak ada pengembangan yang signifikan di lini ini.
Lini tengah, yang musim lalu jadi kekuatan utama Persib, justru mendapat tambahan tenaga yang joss punya dari sosok Dedi Kusnandar. Dado adalah pengembangan yang sangat baik untuk Firman Utina. Utina yang disebut-sebut sebagai pengatur serangan Persib di musim lalu akan berusia 34 tahun musim ini. Memang tidak ada ukuran tua muda dalam bermain sepakbola, yang ada hanyalah bermain bagus atau tidak, dan Utina harus diakui sudah memasuki fase awal menopause dalam bermain bola. Posisi Utina itu sangat dituntut untuk dapat selalu bergerak di seluruh sisi lapangan dan bisa terus memberi operan yang maknyus sepanjang 90 menit. Utina, sudah tidak bisa diharapkan untuk melakukan hal tersebut secara konsisten. Dado, sepanjang bermain di pramusim berhasil menunjukan kesiapannya menggantikan tugas Utina.
Posisi lain di lini tengah relatif tidak mendapatkan pengembangan. Taufiq, Hariono, Konate sudah terbukti bisa diandalkan dan usia mereka juga masih dalam tingkat puncak karier, bahkan masih bisa berkembang lebih jauh.
Beberapa masalah dari musim lalu yang masih belum terlihat ada perbaikannya untuk saat ini ada di lini sayap dan ujung tombak penyerangan Persib. Padahal, satu-satunya rencana permainan Djanur untuk memperoleh gol justru ada di dua posisi ini.
Dua musim beruntun serangan Persib terlalu bertumpu pada kombo Ridwan dan Pardi di sisi kanan. Sisi satunya terlalu mandul dan miskin kreasi. Musim ini jumlah umur Ridwan dan pardi sudah mencapai 67 tahun. Sangat riskan bergantung pada pasangan veteran untuk meraih gol demi gol.
Kegagalan mendapatkan Zulham Zamrun dan Bayu Gatra bisa sangat disesali. Efeknya mungkin akan sangat terasa di periode krusial bulan Mei – Juli musim 2015. Bisa jadi bobotoh harus bersiap untuk kecewa. Secercah harapan ada pada performa Lord Atep yang terus membaik sejak babak 8 besar musim lalu. Raihan 6 gol di musim 2014 adalah rekor tebaik Atep, mengulang performa top tahun 2012. Beberapa pertandingan ujicoba terakhir, Atep sudah bisa mencetak gol dan memberi assist. Jika dan hanya jika Lord Atep menemukan kembali sentuhannya, maka kegagalan mendapatkan Zulham tidak akan begitu berdampak pada Persib. Lord Atep jauh lebih joss dibanding Zulham zamrun!
Well, lini sayap bukanlah masalah terbesar Persib. Juru gedor paling ujung lah yang menjadi masalah besar Persib. setiap tim besar dan juara selalu memiliki penyerang yang bisa diandalkan untuk mencetak gol. Minimal dua digit gol harus bisa diberikan oleh penyerang andalan. Dan Persib, baru saja ditinggalkan oleh satu-satunya penyerang yang memiliki dua digit koleksi gol musim lalu, pun ujung tombak yang sesuai dengan keinginan dan taktik Djanur tak kunjung didapatkan sampai saat ini.
Djanur membutuhkan penyerang yang bagus secara fisik, terbiasa membelakangi gawang untuk membantu penyerangan lewat sayap, namun di sisi lain bisa diandalkan untuk memberi sentuhan akhir agar tercipta gol. Sebagai rencana B, Djanur butuh striker dengan determinasi tinggi yang punya kecepatan untuk mengejar bola-bola daerah yang ditendang jauh dari lini tengah.
Tantan sudah bisa memenuhi kebutuhan rencana B Djanur, tapi pemain dari lembang itu tak bisa diandalkan Djanur dalam skema utama. Berita baiknya adalah Tantan bisa menunjukkan ketajamannya dengan mencetak 3 gol di piala walkot padang. Namun, bisa jadi ini justru bahaya laten dari terlalu bergantung pada striker yang kurang tajam, karena musim lalu Tantan hanya mencetak 2 gol! Mang Djanur benar-benar butuh striker untuk musim depan!
Tidak ada pembaruan Persib versi 3.0 untuk musim 2015. Perbaikan yang ada sangat minimal, bahkan mungkin malah terjadi penurunan performa dalam Persib 2.1 Mang Djanur tahun 2015. Masih ada waktu untuk berharap Djanur dan Wak Haji mendapat pemain yang bisa mengembangkan Persib.
#tcn10 #PERSIB #Djanur
* poto lord atep diambil dari persib.co.id