Suatu ketika di tahun 2000an ada anak bertanya pada bapaknya, bukan soal buat apa berlapar-lapar puasa, eta mah Bimbo, tapi begini, “Pak, kunaonnya di Persib teh teu aya nu nganggo baju nomer 10?” Sang bapa ngajawab sabari senyum saeutik, “Beurat make nomor 10 Persib mah, eweuh nu wani make nomer urut Ajat mah. Pernah aya nu make salepas Ajat, ngan maenna jadi beban.”
Kepala ini unggeuk-unggeuk, dilanjut carita almarhum pun bapa tentang sosok si “kepala emas” Ajat Sudrajat. Julukan kepala emas ini disematkan kepada Ajat karena menurut cerita Bapa mah Ajat adalah seorang mesin gol Persib dan memiliki kelebihan mengeksekusi bola dengan kepalanya. Ditambah kehebatan Ajat diabadikan menjadi patung sepak bola yang dinamakan patung Persib yang terletak di jalan Lembong yang menambah caritaeun-caritaeun kahebatan nomer 10 Persib.
Sir Indra Thohir, Djanur, bahkan Robby Darwis punya sumbangan piala lebih banyak untuk Persib, tpai hanya ada patung “Adjat” di kota ini. Cerita-cerita seputar Ajat terus mengalir turun-temurun dari generasi ke generasi bahkan selepas Ajat memilih hengkang ke Bandung Raya karena adanya konflik dengan pengurus Persib. Kisah Ajat sebagai nomer 10 pang edanna ieu menjadi legenda tersendiri.
Cerita persenahan, mungkin ieu nu nyieun lokal boys henteu milih nomor 10? Bisa iya bisa tidak. Padahal selepas Ajat hanya ada nama seperti Dadang Kurnia yang membawa Persib juara Liga Indonesia Pertama dan Imam Riyadi playmaker dari Banten yang pake nomer 10, tapi permainan keduanya tidak mampu melepaskan bayang-bayang nomer punggung 10 Persib dari sosok Ajat Sudrajat. Bahkan selepas Imam Riyadi dari data nu dipikaboga ku stadionsiliwangi eweuh deui pemain lokal boys anu make nomor punggung sakral Ajat Sudrajat. Baru ketika masuknya gerbong pemain asing dari Chile, nomor punggung 10 dipakai oleh seorang playmaker flamboyant bernama Alejandro Tobar.
Ajat Sudarajat merupakan pemain yang menggunakan nomor 10 namun tidak berposisi sebagai pemain nomor 10. Ajat merupakan seorang striker. Memang di Persib, nomor punggung 10 lebih banyak dipakai oleh seorang striker daripada pemain yang berposisi gelandang serang perancang permaenan.
Rata-rata pemakai nomor 10 di Persib ieu berkewarganegaraan luar Nagreg. Pemaen luar nagreg nu make nomer 10 nyaeta Ekene Ikenwa kemudian berlanjut ke Redouane Barkaoui, Hilthon Moreira, Zdravko Dragicevic, dan terakhir si fenomenal Moses Sakyi. Dari urang Indonesia mah ngan Rendi Saputra anu hanya sekejap make nomor 10 sabelum dikembalikan ke Hiilthon Moreira yang direkrut kembali selepas cedera pada musim 2010-2011 dan orang Indonesia padahal mah bule Sergio Van Dijk. Sementara pemain nomor punggung 10 dan berperan sebagey playmaker tercatat hanya Alejandro Tobar, Makan Konate dan Robertino Pugliara. Dari sekumpulan pemaen luar nagreg dan lokal ieu, hanya Hilthon Moreira yang bertahan lama menggunakan nomor 10 di Persib selama tilu musim. Sisana mah hanya bertahan satu cinta.
The Perfect Ten
Dalam rangka menyambut Liga 1 Indonesia 2017, Persib di bawah komando Djadjang Nurdjaman sedang dipusingkan mencari sesosok pemain yang pantas mengisi posisi nomor 10 Persib dan kemungkinan mamake nomor punggung 10 oge. Pemain nomer 10 teh kudu boga kemampuan alus mendistribusikan bola dan lihai dalam mengolah si kulit buleud. Posisi pemaen nomer 10 ieu biasana berada di belakang striker utama ai dalam formasi 4-2-3-1 ala Djanur mah. Untuk mengisi pos pemaen nomor 10 Persib Djanur nyipta-nyipta nyaeta pemaen anu boga kemampuan passing meded, dribble joss gandhos menembus barisan pertahanan lawan, dan nu tajonganna jegeeerrr! Jiga iklan Robby Darwis tea ning, cetak gul seperti ini.
Semua kriteria anu dicita-citakeun ku Djanur memang sangat menggambarkan kriteria pemain anu permainanna mirip Makan Konate. Dalam dua tahun kebelakang, pemain nomor punggung 10 Persib sudah tidak dibandingkan dengan sosok legenda Ajat Sudrajat melainkan dengan Makan Konate. Makan Konate merupakan pemain yang berposisi pemain nomor 10 dan menggunakan nomor 10 di Persib saat sukses menyudahi puasa gelar Maung Bandung pada ISL 2014. Robertino Pugliara dan marcos Flores bahkan kesulitan untuk bisa mengisi pos yang ditinggalkan oleh Konate. Pos yang ditinggalkan oleh Konate baru karasa berjalan saat Ino dan Flo 48 bermain babarengan, lamun nu maen ngan salah sahiji wilujeng weh biasana Persib akan karipuhan saat akan menembus pertahanan lawan. Nomor punggung 10 Persib sekarang memiliki pembanding yang baru selepas Ajat Sudrajat yaitu dalam sosok Makan Konate.
Selepas ngegel curuk kusabab gagal memboyong Vitor Saba ka Bandung, hingga ayeuna masih belum ada nama-nama lain yang muncul sebagai pengganti gagalnya merekrut Vitor Saba. Dari harewosan bobotoh di sosmed muncul nama-nama playmaker ladu macam Erick Weeks dan playmaker asal Brazil nu musim kamari maen di Persipura, Ricardinho. Untuk nama Ricardinho sih hanya harewosan bobotoh hungkul, kusabab Djanur mah teu apaleun aya pemaen ieu dan memperkuat Persipura di turnamen kopi. Padahal mah si taeun hampir menjebol gawang Persib melalui tendangan bebas pada saat Persib menjamu Persipura di Jalak harupat.
Sebenarnya di posisi ini sudah ada nama anak muda bernama Gian Zola. Namun diusianya yang masih begitu muda, Zola masih perlu banyak belajar dan memupuk pengalaman bermain di kerasnya sepak bola Indonesia. Karunya oge sih, anak semuda itu harus menganggung beban besar posisi nomor 10 di tim sebesar Persib Bandung. Ditambah eweuh senior “jegger” di tim Persib nu bisa melindungi Zola dari pemaen-pemaen kasar nan kampring yang selalu dimiliki oleh klub-klub Indonesia untuk mengintimidasi pemaen muda dan menuar suku-suku pemaen ngora nu boga masa depan panjang keneh. Sad.
Bukan mudah menggapai bintang yang berkilauan…
Bukan mudah jalanan ini untuk diarungi…
Jika memang pemain yang diidamkan oleh coach Djanur memiliki kriteria na jiga Konate, maka pemain tersebut seharusnya memiliki catatan yang sama baiknya atau melebihi catatan yang dimiliki oleh Makan Konate.
Saat membawa Persib juara ISL 2014, penampilan perdana Konate bersama Persib luar biasa mejeuhna. Menit per kontribusi gol konate ge hade dibandingkan dengan Ino dan Flo 48 sebagai pengganti Konate di turnamen kopi. Sementara pemaen anu diharewoskeun ka Persib plus masih aya kemungkinan bergabung macam Erick Weeks ge masih jauh jumlah menit per kontrobusi gul dari Makan Konate. Hanya Ricardinho nu rada mendekati Konate, tapi jumlah menit Ricardinho teu satengah-setangah acan dari Makan Konate, kusabab Ricardinho karek asup Persipura di pertengahan musim turnamen kopi.
Karena data terbatas, hiji-hijina nu bisa digunakeun sebagey pembanding nya eta, menit per kontribusi gul. Buat ningali, dari sekian menit maen si taeun itu berkontribusi berapa banyak sih. Menit per kontribusi gul adalah menit bermain dibagi kombinasi total jumlah gul dan asis seorang pemaen.
Pada saat mebela Persib di ISL 2014, Konate mampu mencetak 1 gul atau 1 assist tiap 200 menit atau arti lainnya di antara 3 pertandingan konate, Pasti weh bisa nyieun gul atau asis hiji oge maung.
Di musim 2016, saat membela T-Team, menit kontribusi gol Konate pun lebih baik dibandingkan dengan Ino, Flo 48 dan Erick Weeks. Ditambah kami can manggih jumlah assist Konate selama samusim penuh di Liga Super Malaysia jika assist Konate nambah otomatis menit kontribusi gol na akan lebih joss lagi.
Erick Weeks muncul sebagai salah satu bakal calon pemaen pengisi pos nomor 10 Persib Bandung dari harewosan Wak Haji. Walau teu asup kotretan Djanur, tapi kita perlu waspada karena Persib mah osok ojol-ojol. Ojol-ojol ngarekrut dan ojol-ojol teu jadi ngerkrut, Hahahha. Erick Weeks sebenerna pemain anu boga kriteria gelandang bisa dribel, boga tajongan tarik dan bisa ngasupkeun. Namun, performa Erick Weeks bersama Madura United ternyata semakin menurun, henteu alus-alus teuing. Tapi performa si teaeun leuwih alus sih dibandingkan dengan Robertino Pugliara dan Flo 48 mah. Jika melihat kriteria Djanur anu seorang gelandang harus memiliki tendangan yang bagus, Erick Weeks nyatanya hanya mampu menjebol dua kali gawang musuh via tajongan samber geleded. Dua gul deui dilesakkan oleh Erick Weeks melalui sundulan dan salah satunya pada saat melawan Persib di Bangkalan. Catatan ngasupkeun Erick Weeks, Robertino Pugliara, Marcos Flores dan Ricardinho selama turnamen kopi masih dibawah catatan ngagulkeun Makan Konate bersama T-Team.
Ricardinho sebenerna bisa menjadi pembanding bagi Erick Weeks bila eweuh deui nominasi jang direkrut ku Persib. Secara permainan Ricardinho leuwih ngotot dan lincah dari Erick Weeks. Dari segi usia ge Ricardinho leuwih ngora tibatan Erick Weeks. Ricardinho merupakan pemaen suku kidal anu memiliki tendangan bebas nu cukup nyeceb dan membahayakan gawang lawan walau can aya nu jadi gol selama turnamen kopi. Tapi assist yang dicetak oleh Ricardinho beberapa bermula dari situasi set piece tendangan bebas, seperti pada saat melawan Semen Padang.
Well, kembali deui, catatan menit Ricardinho merupakan kadua pangleutikna diantara rengrengan pemaen asing ieu setelah Marcos Flores. Flo 48 anu loba dipikalebar ku bobotoh kusabab pindah ka Bali United, bila ditingali ti data mah jauh pisan kontribusina dibandingkan dengan Ricardinho, anu sarua asup ti pertengahan musim. Mejeuh keneh Ricardinho dari segi data mah. Namun dari segi klop na dengan Febri Bow kita belum tahu, perlu dicoba? Hanya coach Djanur yang tahu huehehe.
Ricardinho sabenerna bisa menjadi opsi nu paling mending tibatan Erick Weeks atau terus nyengceurikan Flo 48 nu pindah ka cabang Bali. Ningali dibeberapa pertandingan Persipura selama turnamen kopi, Ricardinho memiliki kemampuan ngumpan nu alus, holding bola nu rasa cepel, wani luak-liuk samba kusabab orang Brazil, dan boga andalan kaki kidal nu sekeut. Ricardinho ieu osok mundur mantuan bertahan tatkala Persipura diserang, jadi lumayan bisa jadi penghadang pertama serangan musuh. Selain eta, dari segi umur, Ricardinho masih menginjak usia 27 tahun, termasuk usia mejeuh sebagai pemain bola. Sementara Erick Weeks? Sudah ladu dan sudah rada montok body nya tidak seramping dulu.
Memang tidak mudah mencari pemaen nomer 10 selepas penampilan cemerlang don Konate. Bayang-bayang sosok Konate dan kisah kasih Konate selama di Persib akan menjadi beban tersendiri bagi siapapun pemain yang akan mengisi kekosongan gelandang serang Persib. Beban mengisi pos nomer 10 dan mengenakan nomer 10 di Persib kembali karasa deui. Dalam turnamen kopi, baik Ino dan Flo 48 gagal memberikan cerita baru untuk menggantikan cerita indah don Konate sebagai penempat dan pemakai nomer punggung 10 di Persib.
Pencarian bakat untuk posisi nomer punggung 10 Persib tentu masih akan kita nantikan. Bakat seperti apa yang nantinya akan mengisi pos pemaen nomer 10 Persib di Liga 1 Indonesia. Apakah gelandang dengan bakat seperti kriteria coach Djanur, ataukah geladangan dengan bakat ku butuh dan bakat ku eweuh deui? Hanya waktu dan coach Djanur yang tahu. Terus semangat coach mengejar lisensi pelatih dan mencari sosok yang pas untuk posisi nomer 10 Persib! Wassalam.
salam, (@jay/@bus )